APAPUN YANG TERJADI, BERHARAP TIDAK ADA PENYESALAN PADA AKHIRNYA..

Senin, 03 Desember 2012

Pondok Pesantren.ku Tercinta . . "DARUL 'ULUM"


Berdirinya Pondok Pesantren Darul ‘Ulum bermula dari kedatangan KH.Tamim Irsyad yang berasal dari Bangkalan Madura ke Rejoso. Beliau adalah murid KH. Cholil Bangkalan. Ketika beliau datang ke Jombang. demi memperbaiki keadaan Ekonomi keluarga KH. Tamim yang memiliki Hikmah besar dalam meneruskan tradisi pengajaran yang pernah ia terima, ditemukanlah Desa Rejoso, tempat secara naluriah Keagamaan KH. Tamim yang amat Representatif sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam. (http://islam.pusatstudi.com)
Alasan lain dipilihnya Desa Rejoso sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam oleh beliau pondok pesantren yang direncanakan dan merupakan hutan itu, merupakan wadah yang dihuni masyarakat hitam dan jauh dari praktik-praktik sehat menurut norma ajaran Islam. Mereka adalah manusia jahat dalam arti sering melakukan keonaran tanpa memperhitungkan hak manusia tetangganya. Mereka adalah manusia yang tidak memperhatikan tata krama pergaulan hidup dalam kebersamaan. Untuk itulah dua Kyai ini sangat membutuhkan modal yang kuat demi terlaksananya cita – cita membangun masyarakat yang berbeda sama sekali dengan bentuk masyarakat yang ada di situ. Modal tersebut memang telah dimiliki olehnya. (http://islam.pusatstudi.com)
KH. Tamim Irsyad adalah ahli dalam syariat Islam disamping memiliki ilmu kanuragan kelas tinggi. Demikian pula KH. Cholil merupakan pengamal ilmu tasawuf disamping memiliki bekal ilmu syariat Islam pada umumnya. Beliau waktu itu telah dipercaya oleh gurunya untuk mewariskan ilmu tharekat qodiriyah wan naqsyabandiyah-Nya kepada yang berhak menerimanya, dengan kata lain beliau berhak sebagai Al-Mursyid (guru petunjuk dalam dunia tharekat). (http://islam.pusatstudi.com)
Pada periode ini sistem pengajaran ilmu pengetahuan dilaksanakan oleh beliau dengan sistem ceramah dan praktikum langsung melalui saluran sarana yang ada pada masyarakat. KH. Tamim Irsyad memberikan pengajian ilmu Al-Qur’an dan Ilmu Fiqih atau hukum syariat Islam, sedangkan KH. Cholil memberikan pengajian ilmu tasawuf dalam bentuk pengamalan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah disamping tuntunan ilmu tauhid. Sehingga dengan demikian para murid tidak berat menjalankan syariat Islam. (http://islam.pusatstudi.com)
Oleh kiai Tamim para murid diberikan syariatnya dan oleh kyai Cholil dilatih mencintai yang punya syariat Islam. Adapun sarana untuk kegiatan tersebut ada dua yang masing – masing dibangun tahun 1898 dan tahun 1911, surau itu sendiri sampai sekarang masih terawat baik, dipakai balai pertemuan dan pengajian. Siswa yang tercatat pada periode ini antara lain dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, terutama dari Jombang. Mojokerto, Surabaya serta Madura. Jumlahnya sekitar da ratus orang (200 siswa) yang tinggal mondok. Potensi alumnus cukup memadai, sehingga dengannya Darul Ulum pada periode berikutnya berkembang dengan cukup membanggakan.
Sekitar akhir abad sembilan belas (XIX), ketika pondok pesantren ini berkembang cukup meyakinkan. didatangkanlah kiai Syafawi adik kyai Cholil dari Demak Jawa Tengah untuk membantu kelancaran pengajian. terutama bidang studi Ilmu Tafsir dan Ilmu Alat. Namun sayang, KH. Syafawi tidak bertahan lama, karena pada tahun 1904M beliau meninggalkan dunia fana ini. Dua puluh tahun berikutnya (1930) Kyai Haji Tamim Irsyad menyusul Innalillah Wainna Ilaihirojiuun. Namun. sebelum beliau wafat telah mengkader putranya yang kedua yaitu KH. Romli Tamim, sebagai figur Pimpinan Darul Ulum periode kedua. Sepeninggal kedua beliau diatas, Kyai Cholil tinggal sendiri mengemban amanat kelangsungan hidup sarana pendidikan yang dibina. Dalam kesendiriannya inilah Kyai Haji Cholil mengalami Jadzab (menurut istilah Pondok Pesantren), atau barangkali terserang depresi psychis (menurut istilah Psychologi). (http://islam.pusatstudi.com)
Setelah Kyai Cholil dapat memecahkan problem pribadinya tersebut barulah beliau bangkit mengemban amanatnya yang semakin komplek. la sekarang yang memegang semua bidang studi, yang dulu dipegang berdua.Tugas-tugas tersebut akhirnya oleh Kiai Cholil dapat didelegasikan kepada Generasi Penerus tanpa menimbulkan goncangan sosial berarti yaitu dengan datangnya KH. Romly Tamim putra kedua KH. Tamim Irsyad atau adik ipar KH.Cholil dari Studi di Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun 1927 M.
KH. Romli Tamim pulang ke Rejoso dibekali oleh gurunya beberapa santri antara lain yaitu: KH. Akhmad Jufri (Karangkates Kediri) dan KH. Zaid Buntet (Cirebon). Dengan kata lain Kiai satu ini dapat menyelesaikan regenerasi dengan mulus tanpa menimbulkan kesenjangan antar generasi sebelum dengan generasi sesudahnya melalui lantaran lahirnya KH. Romli sebagai tokoh. Tongkat estafet kepemimpinan tersebut akhirnya dapat diselesaikan kyai cholil dengan bukti munculnya tokoh-tokoh baru Pondok Pesantren peninggalan beliau tahun 1937 M. (wafat 1937M). Tokoh tersebut antara lain Kyai Haji Romli putra Kyai Haji Tamim Irsyad dan Kyai Haji Dahlan Cholil putra Kyai Haji Cholil. Dua tokoh inilah yang memimpin perkembangan pondok pesantren ini pada periode pertengahan.
Pondok pesantren yang telah berdiri bagai batu karang di laut, tetap tegar walau ombak menghempas datang. Ditengah-tengah gelombang juang bangsa Indonesia meneriakkan kata merdeka pada saat itulah generasi muda meledakkan dadanya dalam bentuk koperasi, gerakan politik, maupun bentuk yang lain. Mereka hanya mempunyai satu tujuan, Indonesia harus merdeka. Generasi Pondok Pesantren ini pun tidak pernah ketinggalan meski dalam bentuk gerakan yang lain.
Sepeninggal tokoh-tokoh tua, muncul Kyai Romli Tamim dan Kyai Dahlan Cholil sebagai tokoh muda yang baru saja menyelesaikan studinya di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang diasuh Kyai Haji Hasyim Asy’ari serta mengembangkan Ilmu Pengetahuan yang diperolehnya dari studi beliau di Mekkah Saudi Arabia. Kyai Haji Dahlan Cholil pulang ke Rejoso tahun 1932 dan kemudian disusul oleh adiknya yang bernama KH.Ma’sum Cholil. tahun 1937 merupakan tokoh-tokoh muda yang selalu menyingsingkan lengan dengan ikut bersama bangsa dalam bentuk mencerdaskan bangsa lewat sarana pendidikan yang dibinanya. Pada periode inilah Pondok Pesantren ini menunjukan identitas yang sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari nama Pondok Pesantren yang diberikan oleh Beliau yaitu DARUL ‘ULUM (Gudang Ilmu) pada tahun 1933 M.
Tokoh tersebut menekankan bahwa penamaan Darul Ulum buka hanya sekedar mengambil nama besar Madrasah Darul Ulum yang ada di Makkah Saudi Arabia yang secara kebetulan beliau juga merupakan tokoh Madrasah tersebut waktu masih berdomisili di sana. Namun lebih dari itu ingin mengambil contoh sebagai wadah sarana pendidikan yang mempunyai corak khas diantara sarana pendidikan yang ada waktu itu. Yaitu untuk mencetak manusia-manusia muslim yang tahan cuaca. Tidak mudah tergoncang bergantinya masa dan model. Hati tetap erat merapat disisi Allah walau bagaimanapun keadaanya. Badan kuat menahan godaan hidup. Inilah baru Muslim.
Waktu siang maupun pagi siswanya diajak langsung oleh beliau bertanam, berdagang menanti rezeki. Jika malam mereka bersujud khusu’ menanti hidayat Alloh, dan jika fajar telah datang menyambutnya, mereka tersenyum cerah berkat telah datang, mereka masih diberi kesempatan memandang alam.Pendidikan semacam inilah, hasilnya ternyata cukup mengagumkan dan ini telah dirasakan oleh Pondok Pesantren Darul Ulum.
Pengkajian ilmu pengetahuan pada periode ini semakin mekar di daerah lain pada umumnya, bukan lagi hanya berliku-liku di daerah ilmu pengetahuan agama saja. Disamping itu pembagian tugas antara tokoh-tokoh yang ada semakin jelas. Kyai Romli Tamim memegang kebijakan umum Pondok Pesantren serta ilmu thasawuf dan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyahnya, KH. Dahlan Cholil memegang kebijakan khusus siasah (manajemen) dan pengajian syariat plus Al-Qur’an. Sedang Kyai Ma’soem Cholil mengemban organisasi sekolah dan managementnya. Sementara itu Kyai Umar Tamim adik Kyai Romli Tamim sebagai pembantu aktif di bidang kethareqatan. Semua tugas tersebut masing-masing dibantu oleh santri-santri se­nior, seperti KH. Ustman Al Isyaqi yang berasal dari Surabaya dalam praktikum qodiriyah wannaqsyabandiyah.

Kehidupan ~~~~~

     Hidup adalah sebuah Anugerah bagi setiap manusia yang selalu bersyukur hingga detik ini diberi kehidupan oleh Allah swt. Bersyukur hingga detik ini masih diberi kesempatan menghirup nafas, melihat sang mentari, memandang indahnya dunia, mencapai cita-cita, masih diberi waktu untuk berkumpul dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi, serta masih diberi waktu untuk dapat menebus dosa dengan beribadah.
Pernahkah anda mendengar sebuah hadist, kebanyakan manusia yang telah wafat ingin dihidupkan kembali untuk menebus dosanya dengan beribadah kepada Allah SWT. Mereka sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan hidup dengan hal-hal menyenangkan yang bersifat sementara, hanya kehidupan duniawi yang mereka fikirkan dikala mereka masih benafas tanpa memikirkan kehidupan yang akan dijalani di alam sana (akhirat). Maka jangan menyia-nyiakan sisa-sisa waktu hidup kita yang tak tahu kapan berakhir. Hidup ini indah jika dinikmati, bersyukurlah telah diberi kehidupan kepada Sang Pencipta. Janganlah melupakan Beliau yang telah memberi kita kehidupan dan segala nikmatnya dan terus bersyukur kepadanya.
kehidupan adalah sebuah perjalanan dengan takdir yang telah ditetapkan untuk kelangsungan hidup seorang manusia. Kehidupan yang harus dijalani dengan satu tujuan dalam hidupnya, mencapai kebahagiaan hidup. Perjalanan panjang yang dilalui dengan segala problema kehidupan yang ada. Dari sejak dilahirkan, tumbuh menjadi anak-anak, melalui masa-masa pubertas (mencari jati diri), beranjak dewasa hingga menjadi seseorang yang dewasa dengan melalui berbagai pengalaman yang terjadi dalam hidupnya hingga mengerti bagaimana arti dari sebuah kehidupan itu sendiri.
Hidup adalah sebuah cerita. Ada cerita bahagia, dan ada pula cerita pahit dalam kehidupan yang kita jalani. Di dalam hidup tentu tidak selalu merasakan kesenangan bukan, ada saatnya kita dihadapi oleh suatu masalah dalam kehidupan. Jangan memandang masalah dari sisi negatifnya saja, dengan suatu masalah dan kita mencari jalan keluarnya yang akan melatih diri kita untuk bersikap lebih dewasa , belajar untuk menghadapi kehidupan yang keras dengan adanya tantangan dari suatu masalah. Ada pula cerita cinta, suatu rasa yang tumbuh dihati dua manusia yang saling membalas perasaan satu sama lain.
Dengan cinta, hidup kita menjadi lebih berwarna. Setiap orang dalam hidupnya pasti membutuhkan seseorang untuk menjadi pasangan hidupnya, yang akan menemani hidupnya.
Cinta itu dianugerahkan dari Tuhan, supaya kita dapat merasakan indahnya mencintai dan dicintai. Betapa bahagianya dua hati yang saling mencinta dipersatukan oleh ikatan pernikahan. Namun, tidak jarang pula pernikahan yang tidak diawali dengan rasa cinta misalnya perjodohan. Tetapi seiring berjalanya waktu, cinta itu dapat tumbuh karena kebersamaan.

Sabtu, 01 Desember 2012

ATMEGA 16


Dari gambar di bawah ini dapat terlihat ATMega16 memiliki 8 Pin untuk masing-masing Port A, Port B, Port  C, & Port D.

Deskripsi Mikrokontroler ATMega16
•    VCC (Power Supply) dan GND(Ground)
•    Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D.  Port A juga sebagai suatu port I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan.  Pin - pin Port dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).  Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.  Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarik rendah, pin–pin akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up diaktifkan.  Port A adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
•    Port B (PB7..PB0)
Pin B adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit).  Pin B output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.  Sebagai input, Pin B yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan.  Pin B adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
•    Port C (PC7..PC0)
Pin C adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit).  Pin C output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.  Sebagai input, pin C yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan.  pin C adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
•    Port D (PD7..PD0)
Pin D adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit).  Pin D output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.  Sebagai input, pin D yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan.  Pin D adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
•    RESET (Reset input)
•    XTAL1 (Input Oscillator)
•    XTAL2 (Output Oscillator)
•    AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk Port A dan Konverter A/D
•    AREF adalah pin referensi analog untuk konverter A/D